Skip to main content

ANTOLOGI PUISI BUMBUNG HARMONIS


"Puisi merupakan perlambangan kepada diri seseorang individu. Merupakan medan untuk menyatakan sesuatu yang diterbitkan melalui minda, hati, jiwa dan spritual  samada bagi mengambarkan diri sendiri, orang lain mahupun sesuatu yang fatamorgana sifatnya. Adakalanya puisi sangat abstrak sehingga sukar difahami dan hanya mampu dijelaskan oleh si penggarap sahaja. Namun puisi tetap mempunyai seni dan indah untuk dihayati oleh mereka yang sering mencari sebuah pengertian"


...bawa minda menerobos sebuah pengertian...


BUMBUNG HARMONIS

Tanah ini dan langit
ada ketenangan
kelansungan wajah-wajah
rangsi ceria pemukim
 
Iras-iras aman terpateri
bila bara kesumat terpadam
disimbah geliga pemuka
tumpah sel merah ditatang
kudrat celoreng dan singa perak
penegak hukum penyenangkan
 
Tiga nadi satu prinsip
mengcengkam setia pada bumi
riak tawa roda merentas masa
lagu tragis jadi gumpalan batuan
dilontar jauh dan sibirannya
panduan selama-lama
sinau kaya hasil tanah
dikaut gatik
tanpa fasik dan ras
ijtimak dari langit
paksi tuntas kebenaran
minhaj kebangkitan
serasi irama damai
 
Tanah ini indah
dan penghuni
berpayung rukun
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan

 

GADIS DAN SURI
 
Ku tatap,
kilauan mata gadisku
di situ terpancar budi
terasa dialah serasiku
 
Ku renung,
riak gadisku
di situ ada asyik
bercambah persoalan di benakku
 
Dia punya cara
tercantum pada nalurinya
memaksa fikirku ligat
meraba kepastian
walaupun onar
semangatku padu
menyelami menyapa kebenaran
 
Dia bakal suriku
walau selamanya, pasti
aku sujud pada ketentuan
kiranya gadis itu suriku
harap,
suriku kanvas putih
dan
aku bakal mencorak
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu

 

MATANGKU DI SINI
 
Di sini
tersedar aku
memaut kejap tunjang
belantara perjuangan
belum rapuh menanti mati
 
Di sini
bermula lembaran baru
belum aku cumbui
yakinku menyongsong kembara
walau perbukitan maha saujana
 
Ucapku selamat dan kasih
pada tugu khazanah bonda
dan di sini
aku dewasa dari kepompongku
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu

  

MENANTI
 
Di fana ini
kita menanti ketentuan
sejak azali terkunjung pasti
 
Kita menanti
di perkebunan ini
sambil tanah ini dibaja
dan tumbuh rimbunan
mazmudah dan mazmumah
menuntut timbunan lagi,
kita bersama pohon ini
digamit mati setelah rapuh
digigit lumrah kemanusiaan
kita menanti tiba
jejak kamar bahagia
meski
peraduan sempit terhimpit
sementara bangkit
merangkak, berlari ke kota
biru dan kekal
 
Kita menanti
nyawa dipertaruh
laku iman bekalan mutlak
goda nafsu tertepis jitu
dipercaturan sementara
bernafas
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu

  

NYAWA DI JALANAN
 
Setianya denyutan nadi
sesetia degupan jantung
berfungsi,
kombinasi tak ternilai
seerat roh dan jasad
 
Ada waktu ia murah
semurah titisan di langit
bila sampai ketika
 
Bila mata fikir berfantasi
nyawa dalam putaran noda
 
Bila diskriminasi makin gila
nyawa bergantung setitis air
 
Bila tangan asyik mengekploitasi
nyawa bertahta hujung peluru
 
Nahi kejahatan kita,
kelekaan kita
memamah nyawa serangupnya
meditasilah
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu



MUSIM BARU CINTA KU MATI
 
Musim ini, bunga mekar
semekar putik cintaku
pada perawan bujur sirih
sukarku definisikan
 
Musim ini, berbahang
menghangatkan keasyikan
setelah hatinya memaut hatiku
tercantum diselimuti cinta
 
Musim ini, daunan kekeringan
menanti waktu ke tanah
cintaku turut gugur
walau ku cuba menangkap
 
Musim ini, aku kesejukan
bila tiada lagi hatinya
pergi bersama kesilapan ku
memengertikan cinta sejati
 
Ini kisah kecewa
sebelum menyingkap musim 96
bencana cinta tiba
mematikan cintaku pada hawa
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu





PERSINGGAHAN
 
Tanah ini saksi memengertikan
Ceritera
Kehebatan aksi dan bicara
aktornya
menjurus waja landasan hak
menatang pekat darah hitam
serasi tari jagat kemurnian
walau ada setitis celaru
tanah ini keringat tumpah
dari lenggok badan kepayahan
mencari mengutip zarah
kekenyangan
sebalik duri-duri bisa
 
Andai dungu beraja
urat nadi tertores onak
 
Tanah ini ruang terbaik
mengintai kesempatan
dari anugerah
nikmat persinggahan
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan

  

RIMAS SENDUDUK DESA
 
Dalam tetamu malam
pada waktu yang sebenarnya
bererti kau adalah sepi
mefantasikan mimpi
pernikahan tak pasti
 
Senduduk desa
yang manis-manis
menjahit puisi buta
cintanya badai kasihnya
sewaktu moyok ceritanya
 
Senduduk desa
pada nama
tak berupa
temanya tawar menjinak cinta
 
Senduduk desa
adalah gadis dayus
pada purnamanya
 
Cerita silam
memutiarakan beraninya pada pantai
hati memahkotakan mata kalbu
andainyalah mu tahu
bahawa engkau
dan cintamu itu
adalah dayus
 
H. Nazri Hashim
PUSPA Group


RAKUS
 
Bila perjalanan
berpaksi batuan makrifat
meski ada picisan luka
hirisan sembilu laku
nafas kan kekal karar
 
Bila iras-iras
bicara tertawa gelojoh
derap langkah teriring gopoh
mata fikir tergagau lahap
jemala teririk haloba
longlai tanpa tepis
 
Kemurnian makin sirna
bibir-bibir itu menjueh
hidayat kan jauh
hanya ada
hana semata
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu

 

KERINGAT TIGA RODA
 
Saban kali keringat
sebalik kedutannya tumpah
membasahi bumi mansang
tiada rasa padanya
meski rodanya terpinggir
citanya suapan nasi
sekilas penyedap halkum
bersama sibiran kewajipan
menuai generasi pewaris
 
Kudratnya menggapai harap
deringan sen sebalik roda
mungkin esokkan tanggal
terhimpit roda tangkas
dengan diesel
senyum terukir
melihat tugu simpati
dari kesudian terakhir
 
Saban hari keringatnya
setia menitis
di matanya ada wajah kelaparan
melambai habuan tiga roda
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu

 

DWI PERJALANAN
 
Melangkah kita
ke lorong sementara
kiri arca nista
penentu khalifah kemudian
 
Melangkah kita
pada lorong sementara
terang dan luas pada akal
sempit dan gelap pada nafsu
corakan langkah pertama
 
Perjalanan menuju kekal
dari mula ke nokhtah bahagia
bezanya pada nama
pada amalan ukrawi
mentelusuri tembok firdaus
bertafakur sebanyaknya
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan

  

RUNTUH
 
Benih-benih zarah
mengumpul paduan kuasa
melahir juzuk pusaka
peradaban kenangan tatapan
makhluk egois tanpa tanda
keringat semalam bersangsi
mata fikir jitu di singahsana
kian galak menghambat jaya
dan untung yang tak sudah
tanpa rasa salah
merobek rahsia alam
hakikat makin nyata
pada tanda yang terencana
 
Tiap detik waktu dituba
racun kematian tragis
mara bencana seolah cemburu
pada pekikan wawasan insan
kini…..suara-suara
penyelesaian makin sumbang
kekuatan makrifat luntur layu
dalam pesona keangkuhan
hanya nesan…..
penghujung abadi
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu



DEMI
 
Bila
gelora kasih setitis
menimpa kanvas hati
meresap ke segenap zarah
mengundang warna serupa
walau ada tembok
tapi sia-sia
 
Deminya
perut mengendong luka
pencipta jagat dikaburi
landasan legasi terlincir pasrah
adakala
ajal menanti di pintu
demi permainan jiwa
tanpa akal
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan


DARI TINTA

Di helaian kertas putih
tercalit baris tinta
bilang pada semesta
apa isi duniawi
teladan mungkin juga pengajaran
 
Tinta kertas punya hala
menembus paradigma ke lautan fikir
menyusuri hak menongkah batil
memansang inspirasi tradisi
dari merdeka ke wawasan
 
Tinta dari kertas itu
adakalanya menjerat pentinta
kira leka dibuai masyurnya nama
menegak benang-benang kering
membuta kebenaran depan mata
 
Tentetan kertas itu
indahkan khabar seindah rupa
 
H. Nazri Hashim
PUSPA Group



PERJUANGAN
 
I
Sekian lama
membaja minda dari
patah-patah bermakna
pada gedong perpustakaan
yang terkumpul sejuta hikmat
beralaskan rintisan pengalaman
yang saban masa tak sudah
mara bersama jati diri
anugerah tak ternilai
menempuh tembok agar tembus
tanpa bimbang
 
II
Kekuatan makrifat kini
di sebalik tembok
tersedia menyambut menangkap
desing peluru dari senjata
di helaian biru putih
tentang juga agar sempurna
sumpah setia pada nusa
dan peraduan bonda
semarak berseri bunga kemboja
gemilang pertiwi bangsa
 
Nur ceria ternanti galak
dari jerih perih perjuangan
menjadi bekalan menyongsong arus
sementara menanti waktu
belum berakhir
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu


TUGU MENANGIS
 
Cinta kelihatan utuh
bila hati kejap bertaut
menjauh kekalutan terencana
binasa
 
Batuan asyik
terpateri dari kasih tak berbelah
punya visi mengapai harap
begitu hingga hujung
aturnya perlu lurus
bertindih tulus dan ikhlas
sumpah kepatuhan
tatu pada hati
sang keberahian tahan selama
mendaki jinjing tugu pelamin
 
Andai kontras membanyangi asyik
tanpa tepis
tugu menangis sebelum waktu
kasih terkecewa
layu dan tertutup
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan


TUNDUK DI BUMI PUSAKA
 
Rentetan kisah
enam tujuh puluh
kembalikan nolstalgia lama
di persada peraduan ilmu
 
Patah bicara, tulus
gerak fikir
lantang menggegar
dada-dada mereka
pencipta keadilan
terlupa siapa penjunjung
 
Enam tujuh puluh
jauh, jauh pergi
dimamah taring haloba
dari kegelapan mata hati
 
Kini tinggal
tunas-tunas hilang bisa
akibat rasa takut,
kemelut resah dari
hati makin goyah
diselubungi egoistik kudrat
 
Sekian lama intelek rapuh
dayus dek mulut terkunci
meski di bawah
tapak sepatu mereka
 
H. Nazri Hashim
PUSPA Group

 

SELUBUNG
 
Jangak perawan dan teguh prinsipnya
merentas cahaya terang perjalanan
menjejak naluri
menyemai benih bersinau emas
sementara subur perkebunan
 
Sirahnya gah menggapai
tahta maha ampuh di mata
insan bawah sedar
menyusur senyum menakluk
jamak hati rapuh
merangsi cita mengongcang jagat
lekanya tanpa perasan
jemala dipayungi pencarian nan fana
meski di atas zuriatnya meratap
sibiran kasih benteng kehancuran
kamarnya berkocak tersirap
luka peria
bakal runtuh
dan memuliakan perawan
bakal sirna
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan


PALSU ITU HAMBAR
 
Kata berupa halus
menjalar di persudutan
tingkah dan dhamir
patahnya bukan mentera ucapan
bukan manifestasi jampi serapah
tulang-tulang lembut
dia ketara bila insan
kabur pertimbangan
melingkari derap songsang
panduan gumpalan darah
tidak bermata
akibat kedayusan
wajah dan bibir
mengendong sesalan tersengaja
 
Cinta dara terkecewa
si penjunjung perintah
longlai ditabur janji madu
tak pernah manis tapi
hambar
 
H. Nazri Hashim
PUSPA Group

 

RIBA DAN BULAN
 
Di sini bermulanya
kisah cinta riba dan bulan
yang tak kesampaian
tangan ini mengapai kasih
pada sinarnya
namun jasadnya tetap jauh
takkan mungkin terhampir
laungan, pekikan hanya hampa
kerana bulan membisu seribu
ku tahu…..ia ada bintang
teman sepermainan di malam sepi
berkejaran di lautan awan
tanpa melihat aku di halaman
tinggallah aku ditertawanya
bulan itu pergi
tetapi aku
masih ada tuhan
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu

 

MEKAR DALAM TUA
 
Berabad dulu
engkau terlahir
penyeri tanah tuhan
penerus tradisi moyang
 
Engkau mekar terus
tunjangmu keimanan
tangkaimu keazaman
daunmu pengalaman
gempur dugaan tiada bermata
gentarnya tiada tikaman
lut tujuh
 
Mekarmu sejuta sedar
mimpi mahkota putih,
tubuh terseliput kedut
bukan pematah huluran
pada generasi ternoda
terkapar-kapar arah
terhadang pekat bayu
atas angin
 
Sejarah menjadi saksi
mekarmu, gagahmu, pantangmu,
dihormati walau tua
walau takdir melambai
 
H. Nazri Hashim
PUSPA Group

 

DI MATA ITU ADA SINAR
 
Di situ terkumpul rahsia alam
pada lorong keredaan illahi
 
Di situ terhimpun cebisan noda
hati tanpa ketakwaan
benar itu kata pujangga?
 
Dari mata lahirnya cinta
atau hanya dongengan
semata penyedap rasa perasaan
ketika kaca-kaca jernih
memendung kesalan dan hanpa
 
Di situ ada debu simpati
menghirup kasih sejati
 
Dari mata itu
terpandang riak keinsanan
pada hati songsang
rentetan kasih yang telah mati
 
Dari mat aitu
apakah keinsanan
atau sinar kepalsuan
 
H. Nazri Hashim

 

PELAHIR WIRA
 
Bumi ini disusuri
manda menggagau kekuatan
naluri dan kudrat
penegak hukum
 
Bumi ini pelahir
ahli jamhur dengan visinya
menyangga runtuh sirah
cemar nusa
lakaran pendurjana keadilan
walau ithar terpaksa,
mamlakat bumi terpalit
di panji-panji biru
sinau keberanian
peka sang singa perak
mengaung bila nafsu digauri
fatal darah hitam
biar hincut
meski sendeng
jasad dimamah kepayahan
derap digagah
rangsi setia di bumi wira
 
H. Nazri Hashim
PULAPOL, Kuala Lumpur


TAK KESAMPAIAN
 
Di sana tersergam utuh
sebuah mercu tanda
melambai, mengundang penghuni
saban detik sering
silih berganti menambah
kuasa fikir tiada tanding
 
Tangan ingin menyentuh
setelah termimpikan kehadiran
di sebalik sembilu leka
kaki ingin berdiri di puncak
bersama alunan cita
dari hidup tanpa puas
tapi, derap itu terkunci
rentetan kuasaNya hadir
pintu menara gagal diketuk
walau mencuba sedaya
alam intelek kabur seketika
 
Kaki ini melangkah masih
menjejak impian di menara
walau bukan di saat ini
biar teman sepermainan
terjulang dulu dan dimahkota
 
Tika itulah muncul kesempatan
dari keazaman tak pernah lekang
 
H. Nazri Hashim
PUSPA Group

 

CINTA KU PAYAH
 
Ku dakap rindu
ku kirimkan sama sepoi
melepas rasa
meggoda dia
agar berpaling
 
Mahu ku risik
dengan manis lidah
bimbang aku
bertautkah ia
nanti aku tersorong-sorong
lantas ditertawanya
 
Siapa terguris
pasti aku
oh cinta!
amat payah terserah
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan

 

HAK
 
Derap Langkah di bumi merekah
suara bertahta di paksi
kebenaran tuntas
dari kesempitan hukum
kadayusan mereka
 
Cita meraba sibiran izzat
separuhnya dimamah mereka
jadinya jamhur fatalis
menjajap ilmu makin sirna
mamlakat
 
Bebaskan akal
dari pagar-pagar waja
dari balada sendeng penimbang
ini gerak bibir ketulusan
menghurai rasa kecewa
dalam deru angin
 
Mestikah begini sekalian kali
memakam premis ini
cemar wajah ini terbias mereka
kerana mereka di sini
tanah tumpah juga
sama seperti penggarap
 
H. Nazri Hashim
Kota Bharu, Kelantan

 

TUGU MENANGIS
 
Cinta kelihatan utuh
bila hati kejap bertaut
menjauh kekalutan
terencana binasa
 
Batu-batu asyik
terpetri dari kasih tak
berbelah
punya visi menggapai harap
begitu hingga ke hujung
aturnya perlu lurus
bertindih tulus dan ikhlas
sumpah kepatuhan
tatu pada hati
sang keberanian tahan selama
mendaki jinjing tugu pelamin
 
Jika sinar kontras
gagah membanyangi warna asyik
tanpa tepis
tugu menangis walau
waktu belum tiba
 
Berduka, kerana
cinta terkecewa
tugu pula menangis
layu di persimpangan
 
H. Nazri Hashim
PUSPA Group

 

BALADA ANAK ALAM
 
Jasad itu lahir
dari ikatan kasih
menongkah arus tak keruan
 
Serata jagat
ada waktu jasad rebah
tanpa belas
tewas tercantas nafsu
darah suci menitis
rentetan luka sibiran api
manusia haiwaniat
ada waktu jasad sedetik cuma
merenung indah saujana kerana
tercampak ke jurang abadi
ada waktu parut membuncit
dan tangan menadah menggarap
simpati melupus lapar dahaga
ada waktu maruahnya terlonglai
direntap urat kabur istima
menjaja kenyitan di kaki lima
 
Ini kisah perkosaan zuriat
saat esok belum sampai
tunduk pada kezaliman
di tengah perjalanan
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kelantan

 

OZON
 
Tika atom O2
membentuk lapisanmu
indah warnanya kebiru-biruan
bermastautin di ruang atmosfera
bersama tiga lapisan membalutimu
 
Troposfera ozon yang setia
tanpa relamu ditakluki
karbon dioksida, metana, nitrus oksida
yang kejam…..
wujud fenomena rumah hijau
 
Terperangkap sinaran inframerah
yang lahir dari cekerasuria
akibatnya…..
panas! jeritan makhluk bumi
 
Jua…..ozon di statosfera
O2 berpadu pancaran ultraunggu
gagah pelindung layar alam
dipanah sinaran ultraunggu
hadiah tak ternilai umat sejagat
 
Tanpamu…..ozon
kulit, mata, tisu-tisu manusia
punah ranah dimamah ultraunggu
maut kepada bakteria menggila
ia memungkinkan segalanya terjadi
 
Tapi sayang…..
lapisanmu kini semakin nipis
berlubang-lubang, berlopak-lopak
khazanah lagenda ciptaan illahi
kini,
dikhianati zaman dan masa
 
H. Nazri Hashim
4Sc1, SMBJ

 

MAS DI BAWAH BAYU
 
Ada masanya aku terkenang
pada kemurnian ukhwah
jalinan silaturrahim
aku dan dara
seberang saujana
 
Masihkah ingat
pada tawa mula
riak sedih hujung temu
mamadu indah kenangan
tercalit pada tanah
moyang kita di kota sejarah
 
Dulu ada tembok menghalang
kita bersendiwara persis
Tuah dan Teja
bila mata mereka galak
menonton lakunan kita
dan kini masih juga,
tapi terpisah dek cemburuan ombak
 
Masihkah ada waktu
untuk bisa serasi semula
walau dalam mimpi
pada Mas
di bawah bayu
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu

 

DERITA DARI SINIS
 
Mereka di puncak
perkasa merangkul
ruang menuai tradisi
 
Kita manabur baja
yang tumbuh cuma
kelaparan generasi kita
menyaring delima itu
di tanah tercengkam
urat nadi moyang
kesumat berabat
 
Dendam moyang membara
taring haloba memamah
puaka di sepatu pewarisnya
senyum sinis mengauri alam
kita terlonglai lunak metarial
 
Wira kita di puncak
lahir getir keringat sejarah
leka kita gadai arca sendiri
keramat pesan Tuah terkubur
 
Kita derita dari mereka
merempat anak di buminya
menatap sinis raut hatinya
ini tanah kita
jangan biarkan sinis beraja
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kota Bharu


BISA BICARA BISU
 
Titisan warna
bila diselongkar
ada tersisip makna
kecewa dipadu suka
pada wajah sanjungan
disangsi pentinta
 
Ada tika
jasad di singgahsana
tunduk lesu tertikam
bicara tiada suara bila
idealis di kepala tersasar
tika kesopanan menjauh nyata
tika buta sirah ketimuran
tika janji beracun bisa
tika bahasa tersalah paksi
 
Tika itu tinta beraja
merobek status
menepis darjat ke jurang
nesan abadi
 
H. Nazri Hashim
Peringat, Kelantan






Comments